Salju

Rabu, 22 April 2015

Video Shotokan Kata

Berikut ini beberapa KATA (Jurus) Karate aliran Shotokan :

1. Kata 1 - Heian Shodan berikut Bunkai

2. Kata 2 - Heian Nidan berikut bunkai


3. Kata 3 - Heian Sandan berikut Bunkai



4. Kata 4 Heian Yandan berikut Bunkai


5. Kata 5 - Heian Godan berikut Bunkai

Tekki Kata
Tekki Shodan
Tekki Nidan
Tekki Sandan

Kata Formal

Bassai Dai


Bassai Sho

Kanku Dai

Kanku Sho

Enpi or Empi
Jion

Gankaku

Hangetsu


Selasa, 21 April 2015

Filosopi Shotokan Karate


       Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
Ichigeki hissatsu dalam bahasa jepang terdiri dari dua kata. Ichigeki artinya satu serangan, dan hissatsu artinya kematian yang pasti. Ichigeki hissatsu adalah filosofi beladiri dimana tujuannya adalah membunuh dengan satu serangan, yang juga mengingatkan kita dengan motto sniper yaitu one shot, one kill - See more at: http://kyokushinpemula.blogspot.com/2014/11/filosofi-ichigeki-hissatsu-pada.html#sthash.vDjpmO2K.dpuf

Ichigeki hissatsu dalam bahasa jepang terdiri dari dua kata. Ichigeki artinya satu serangan, dan hissatsu artinya kematian yang pasti. Ichigeki hissatsu adalah filosofi beladiri dimana tujuannya adalah membunuh dengan satu serangan, yang juga mengingatkan kita dengan motto sniper yaitu one shot, one kill -


Beberapa Filosopi Karate dikenal dengan Niju Kun :


1. Karate-do dimulai dan diakhiri dengan hormat.
一、空手道は礼に始まり礼に終る事を忘るな
Hitotsu, karate-do wa rei ni hajimari rei ni owaru koto a wasaru na
1. Tidak ada serangan pertama dalam karate.
一、空手に先手なし
Hitotsu, karate ni sente nashi
1. Karate adalah sebuah pertolongan kepada keadilan.
一、空手は義の補け
Hitotsu, karate wa, gi no tasuke
1. Pertama kenali dirimu, baru kenali orang lain.
一、先づ自己を知れ而して他を知れ
Hitotsu, mazu onore o shire, shikashite ta o shire
1. Semangat lebih utama, teknik (teori) kemudian.
一、技術より心術
Hitotsu, gijitsu yori shinjitsu
1. Selalu siap untuk membebaskan pikiranmu.
一、心は放たん事を要す
Hitotsu, kokoro wa hanatan koto o yosu
1. Kecelekaan timbul lantaran kecerobohan.
一、禍は懈怠に生ず
Hitotsu, wazawai wa ketai ni seizu
1. Berlatih karate tidak hanya di dalam dojo.
一、道場のみの空手と思ふな
Hitotsu, dojo nomino karate to omou na
1. Berlatih karate butuh waktu seumur hidup dan tidak ada batasan.
一、空手の修業は一生である
Hitotsu, karate-do no shugyo wa isssho de aru
1. Terapkan karate pada semua hal, maka kamu akan menemukan Myo (rahasia yang tersembunyi).
一、凡ゆるものを空手化せよ其処に妙味あり
Hitotsu, ara yuru mono o karateka seyo; sokoni myomi ari
1. Karate seperti air mendidih, jika tidak dipanaskan secara teratur akan menjadi dingin.
一、空手は湯の如し絶えず熱度を与えざれば元の水に還る
Hitotsu, karate Wa Yu No Gotoku Taezu Netsu O Atae Zareba Motono Mizuni Kaeru
1. Jangan berpikir kamu harus menang, berpikirlah kamu tidak boleh kalah.
一、勝つ考は持つな負けぬ考は必要
Hitotsu, katsu kangae wa motsuna; makenu kangae wa hitsuyo
1. Bergerak sesuai dengan lawan.
一、敵に因って轉化せよ
Hitotsu, tekki ni yotte tenka seyo
1. Hasil dari pertempuran tergantung bagaimana seseorang menangani kekosongan dan kepenuhan (kelemahan dan kekuatan).
一、戦は虚実の操縦如何に在り
Hitotsu, tattakai wa kyo-jitsu no soju ikan ni ari
1. Berpikirlah bahwa tangan dan kakimu adalah pedang.
一、人の手足を剣と思へ
Hitotsu, hi to no te-ashi wa ken to omoe
1. Ketika kamu keluar rumah, berpikirlah ada banyak musuh menanti.
一、男子門を出づれば百万の敵あり
Hitotsu, danshi mon o izureba hyakuman no teki ari
1. Pemula harus menguasai postur dan cara berdiri (kamae), posisi tubuh yang alami untuk yang lebih ahli (shizentai).
一、構は初心者に後は自然体
Hitotsu, kamae wa shoshinsha ni atowa shizentai
1. Berlatih kata adalah satu hal, terlibat dalam pertarungan sungguhan adalah hal lain.
一、形は正しく実戦は別物
Hitotsu, kata wa tadashiku, jisen wa betsumono
1. Jangan lupa memperagakan kelebihan dan kekurangan dari kekuatan, peregangan dan kontraksi dari tubuh, serta cepat lambatnya teknik.
一、力の強弱体の伸縮技の緩急を忘るな
Hitotsu, chikara no kyojaku tai no shinshuku waza no kankyu
1. Selalu belajar menemukan cara untuk melaksanakan hal-hal di atas.
一、常に思念工夫せよ
Hitotsu, tsune ni shinen ku fu seyo
Kata Hitotsu (一、) berarti "satu" atau "pertama" untuk menempatkan setiap aturan di tempat yang sama pentingnya dengan aturan yang lain.
chigeki hissatsu dalam bahasa jepang terdiri dari dua kata. Ichigeki artinya satu serangan, dan hissatsu artinya kematian yang pasti. Ichigeki hissatsu adalah filosofi beladiri dimana tujuannya adalah membunuh dengan satu serangan, yang juga mengingatkan kita dengan motto sniper yaitu one shot, one kill - See more at: http://kyokushinpemula.blogspot.com/2014/11/filosofi-ichigeki-hissatsu-pada.html#sthash.vDjpmO2K.dpuf
Ichigeki hissatsu dalam bahasa jepang terdiri dari dua kata. Ichigeki artinya satu serangan, dan hissatsu artinya kematian yang pasti. Ichigeki hissatsu adalah filosofi beladiri dimana tujuannya adalah membunuh dengan satu serangan, yang juga mengingatkan kita dengan motto sniper yaitu one shot, one kill - See more at: http://kyokushinpemula.blogspot.com/2014/11/filosofi-ichigeki-hissatsu-pada.html#sthash.vDjpmO2K.dpuf

Senin, 02 Maret 2015

BANDUNG KARATE CLUB (BKC)




Selayang Pandang BKC


BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club dan Bina Ksatria Cita pada pengertian yang sebenarnya, didirikan di Bandung pada tanggal 16 Juni 1966 oleh Iwa Rahadian Arsanata. Sejak tahun 1962, telah dirintis pendiriannya dengan nama Bandung Karate School for Self Defence. Gedung Mardisantosa yang terletak di Jalan Sunda No. 2 Bandung adalah tempat pertama BKC didirikan. Tercatat sebagai anggota pertama terdiri dari siswa-siswa Sekolah Guru Pendidikan Jasmani, SMAN Jalan Belitung, STMN I jalan Rajiman serta beberapa orang mahasiswa UNPAD dan ITB. Sejak tahun 1967 hingga tahun 1972 tempat latihan pindah ke pendopo sekolah Tinggi Olah raga Jalan Van Deventer Bandung.



Maksud dan Tujuan
BKC didirikan dengan maksud menghimpun pemuda, pelajar serta berbagai kalangan dalam pembinaan olah raga beladiri berdasarkan kekeluargaan hormat-menghormati serta saling mencintai antara satu dan sesamanya. Secara umum BKC bertujuan untuk membina setiap anggota menjadi Insan Beladiri yang Mandiri yang memahami makna hidup dan kehidupan. Sehingga pada akhirnya, ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Setiap anggota BKC dituntut untuk mampu melaksanakan Tri Ratna Keanggotaan berdasarkan kiprahnya.



Dasar Pendidikan Beladiri di BKC
Sumber ajaran beladiri yang diajarkan di BKC sepenuhnya bersumberkan kepada Tuntunan Ajaran Jalaksana yang merupakan Ilmu Teturunan dari Pendiri Perguruan. Kemudian sumber ajaran ini disesuaikan dengan berbagai ajaran ilmu beladiri yang ada, Baik yang datang dari luar maupun dengan yang telah ada di Indonesia. Dalam hal ini BKC berprinsip, mana yang baik diambil dan mana yang buruk dibuang walaupun itu budaya bangsa terlebih yang datang dari luar.



Para Pimpinan BKC dari Tahun ke Tahun
Tercatat sebagai Ketua Umum BKC angkatan pertama Mardisantosa, yaitu Budiarjo, S.H. kemudian dari tahun 1968-1970 BKC dipimpin oleh Kolonel (Pur) H. Anwar Tamim. Dari tahun 1971-1972 Kolonel (Pur.) R. Oetje Djunjunan alm. Wali Kotamadya Bandung waktu itu berkenan menjadi Ketua Umum BKC, Selanjutnya dari tahun 1973-1980 kembali BKC dipimpin oleh H. Anwar Tamim. Dan dari tahun 1981-1982 dipimpin oleh Kolonel (Pur.) Saleh M. Yoenoes. Dari tahun 1983 hingga sekarang ini Ir.H. Awal Kusumah M.S (Putra dari H. Anwar Tamim) terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar BKC.



Kegiatan-Kegiatan
Sejak awal berdirinya, BKC telah berhasil menyusun program kegiatan yang terpadu sebagaimana layaknya perguruan yang sudah besar antara lain Ujian Kenaikan Tingkat, Penataran Kepelatihan, Latihan Lapangan di gunung, sungai dan pantai. Kejuaraan Intern serta pada tahun 1967, Pendiri Perguruan dilantik di Sukabumi oleh Ditjora (KONI sekarang) Jawa Barat sebagai Wakil Umum PORKI Jawa Barat (ibu Yusuf dari INKAI sebagai Ketua Umum). Kejurnas PORKI pertama diikuti, yaitu di Jakarta pada tahun 1971 kemudian di penghujung 1972 dalam Musyawarah Lembaga Aliran Karate di Jakarta yang dipimpin oleh Jendral Surono dan Widjojo Suyono, BKC dikukuhkan sebagai anggota FORKI. Dalam masalah kegiatan bentuk apapun yang dilaksanakan, BKC senantiasa berpedoman pada Dua Sesanti Perguruan: PRIBADI BUDI CIRI MANDIRI dan MANDIRI KHARSA PUJA WALAGRI.

ARTI LAMBANG BKC
Warna Lambang

  • Kuning, mengartikan Keyakinan akan ke-Agungan Tuhan
  • Putih, mengartikan Kebersihan/Kesucian Jiwa
  • Merah, mengartikan Keberanian

Pengertian Lambang :
  • Lingkaran, mengartikan Putaran Jiwa dan Pikiran dalam kehidupan yang harus penuh perhitungan
  • Lingkaran Putih, mengartikan Jiwa yang bersih/suci
  • Tulisan Praja Kshatrya Dharma, mengartikan Pembinaan setiap anggota BKC, untuk menjadi Pimpinan yang berjiwa Kshatrya dan Tanpa Pamrih
  • Tulisan kata-kana Karate, mengartikan bahwa Ajaran Ilmu Beladiri yang ditonjolkan adalah Karate





Shotokan (松濤館流 Shōtōkan-ryū?) adalah sebuah aliran karate yang dikembangkan oleh Gichin Funakoshi (1868–1957) dan anaknya Gigo (Yoshitaka) Funakoshi (1906–1945). Gichin merupakan salah satu master karate (selain Kenwa Mabuni dan Chōki Motobu) yang memperkenalkan karate ke pulau utama Jepang pada tahun 1910-an dan 1920-an.[1] Namun, anaknya lah, Gigō Funakoshi, yang lebih banyak berperan memopulerkan karate. Funakoshi mendemonstrasikan karate di berbagai universitas, termasuk di Universitas KeioUniversitas WasedaUniversitas Hitotsubashi,Universitas TakushokuUniversitas ChuoUniversitas Gakushuin, danUniversitas Hosei. Funakoshi banyak memiliki murid yang melanjutkan perjuangannya mengajarkan karate Shotokan setelah kematiannya pada tahun 1957.


Biografi 

Gichin Funakoshi (船越 義珍)

Lahir di ShuriKerajaan Ryukyu10 November 1868 – meninggal di TokyoJepang26 April 1957pada umur 88 tahun) adalah pencipta aliran karate Shotokan yang merupakan salah satu dari aliran utama karate, dan sekaligus dianggap sebagai "bapak karate modern". Funakoshi mengikuti ajaran dari guru bernama Ankō Itosuhingga menjadi salah satu master karate Okinawa yang mengajarkan karate kepada penduduk kepulauan utama Jepang pada tahun 1921. Ia mengajar karate di berbagai universitas di Jepang, dan diangkat sebagai ketua kehormatan Asosiasi Karate Jepang ketika baru didirikan pada tahun 1949.  Ia berlatih dengan rajin dan pada tahun 1912 diangkat sebagai ketua Shobukai Okinawa. Pada Mei 1922, ia pindah ke Tokyo dan menjadi sensei profesional karate-do. Ia mengabdikan seluruh hidupnya bagi pengembangan karate-do. Ia hidup hingga usia delapan puluh delapan tahun, dan meninggalkan dunia ini pada 26 April 1957. Sambil melakukan reinterpretasi to-te jutsu, Sensei menyebarluaskan karate-do tanpa menghilangkan filsafat aslinya. Seperti halnya bugei (seni bela diri klasik), puncak dari "mu" (pencerahan) adalah: untuk memurnikan dan membuat seorang menjadi kosong melalui transformasi dari jutsu ke do. Melalui kata-kata terkenalnya, "Karate ni sente nashi" ("Tidak ada serangan pertama dalam karate") dan "Karate wa kunshi no bugei" ("Karate adalah seni bela diri orang bijaksana), Sensei membantu kami untuk mengerti makna jutsu secara lebuh baik lagi. Kami, para murid setia, dengan maksud memperingati jasa dan kontribusinya sebagai perintis karate-do modern, membentuk Shotokai dan mendirikan monumen ini di Enkakuji. "Kenzen ichi" ("Kepalan dan Zen adalah satu").

Funakoshi Sedang berlatih Foto tahun 1924

Funakoshi dan Karate Shotokan

Funakoshi menguasai kedua aliran karate Okinawa yang populer pada waktu itu, Shōrei-ryu dan Shōrin-ryu. Aliran karate yang didirikannya diberi nama Shotokan yang berasal dari nama pena Funakoshi, Shoto yang berarti gelombang pinus(gerakan daun-daun pinus ketika angin bertiup). Selain sebagai master karate, Funakoshi adalah seorang filsuf dan penyair yang produktif. Ia sering diberitakan berjalan hingga jauh sekali di dalam hutan untuk bermeditasi dan menulis puisi.[4] Kan berarti aula latihan atau rumah, sehingga Shotokan berarti rumah Shoto. Nama aliran karate ini diciptakan oleh murid-murid Funakoshi yang memasang plang nama bertuliskan Shoto kan di atas pintu masuk dojo tempat mereka berlatih.
Pada akhir 1910-an, Funakoshi telah memiliki banyak murid, di antaranya dianggap mampu untuk meneruskan ajaran sang guru. Funakoshi sendiri melanjutkan usahanya untuk menyebarluaskan karate Okinawa, dan berkelana ke kepulauan utama Jepang pada tahun 1922.
Pada tahun 1939, Funakoshi mendirikan dojo Shōtōkan yang pertama di Tokyo. Ia juga mengubah sebutan untuk seni beladiri yang diajarkannya, dari tōte (唐手?) yang terdiri dari dua aksara kanji: 唐 (kara; Dinasti Tang atau Cina) dan 手 (te, tangan) menjadi karate (空手?, tangan kosong). Keduanya ditulis dengan aksara kanji yang berbeda, walaupun sebetulnya 唐手 dapat dibaca secara kun'yomi sebagai karate. Funakoshi percaya bahwa istilah baru yang diciptakannya tidak akan menimbulkan kesalahpahaman bahwa karate berasal dari seni bela diri Cina.
Di Tokyo, Funakoshi mendirikan Asosiasi Karate Jepang (JKA) pada 1949, dan diangkat sebagai ketua kehormatan. Ia tetap tinggal di Tokyo hingga tutup usia pada tahun 1957.

ALBUM PENDIRI SHOTOKAN KARATE